Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

F2: Rahasia Pak Resnal


Ruangan kelas Ridgen SHP menjadi gaduh tatkala Pak Res terjatuh dari lantai atas kelas Edgend Ocl. Pak Res terjatuh ke bawah tepat di ambang pintu kelas Ridgen. Anehnya Pak Res terjatuh dalam keadaan berdiri. Anak-anak kelas Ridgen terkejut dengan keadaan Pak Res yang tiba-tiba muncul dari atas. Mereka bertanya pada Pak Res.
“Sir, anda tidak apa-apa?” tanya Billy dan Simon.
Pak Res tidak menjawab. Matanya melotot ke arah ruang kelas. Mulutnya terkatup oleh bibir tebal, menimbulkan ketakutan anak-anak putri.
“Mungkin dia meninggal...!” Jerit Line.
“Jangan ngaco kamu mana ada orang mati berdiri.”ujar Nerus.
“Bisa saja kalau sudah kehendak Tuhan,”Balas Syahab, seorang anak yang dikenal agamis.
“Sebaiknya kita mulai memeriksa,”kata Vicky,”Siapa yang mau mendekati Sir Resnal?”
Anak-anak diam tidak bereaksi. Vicky kembali mengulang pertanyaan itu sekali lagi. Tapi belum ada jawaban. Semua anak-anak masih membisu.


Vicky menatap semua anak-anak, kemudian tiba-tiba dari arah belakang berdiri seorang anak sambil berseru.
“Kalau kami tidak mau kenapa tidak kamu saja, Bung... !?” --- itu Zorros, seorang preman kelas.
Anak-anak memandang Zorros dengan pandangan heran, ini dia sang kepala pengacau
“Hoi! Zorros ! kenapa gak kamu aja kalau begitu...” Syahab tiba-tiba membalas,” berjihadlah dengan ototmu itu..”
Tiba-tiba anak-anak yang lain berseru,” yo! Yo! Zorros..!!”
“Zorros! Zorros!! Hidup Zorros!!”
Yel-yel itu membuat Zorros bangkit dan meloncat ke atas meja,” Tenang-tenang ! aku senang sekali namaku kalian sebut seperti itu, demi kalian dan kelas ini, aku akan melakukannya dengan pengorbanan!” seru Zorros berapi-api
“Oh Zorros keren sekali kau!” teriak Lili.
Anak-anak perempuan tiba-tiba tergila-gila dengan sikap Zorros barusan.
“Zorros I Love U, We LOVE U!!”
Entah mereka serius atau tidak tapi Zorros merasa senang
Setelah itu Zorros turun dari meja lalu berjalan dengan gagah, ketika dia melewati Vicky. Vicky dapat melihat kilatan matanya yang menyala-nyala.
 Ia berjalan menuju Pak Res. Setelah Zorros berada tepat di hadapan Pak Res dengan jarak 60 cm, ia berdiri dengan gaya menantang.
Anak-anak diam tak bersuara, menunggu tindakan Zorros selanjutnya.
“Hello Sir, maaf saya berani berdiri dihadapan anda, tapi seharusnya anda jangan berdiri terus disitu. Masuklah kedalam kelas. Ajari kami soal integral.”kata Zorros
Anak-anak hampir tidak percaya dengan kuping mereka sendiri. Zorros berbicara dengan nada yang begitu sopan dan ia mengatakan tentang pelajaran yang amat dibencinya... matematika!
Walaupun begitu Zorros tetap berdiri sementara Pak Res juga tetap bungkam.
“Kenapa sih ama Pak Res?” banyak anak-anak bertanya-tanya.
“Lebih baik hubungi petugas UKS..”usul Ledon
“Bodoh! Pak Res ada didepan pintu, mana bisa keluar... “kata Regenus
“Ya sudah lewat jendela saja...”
“Tolol! Jendela kelas gak bisa dibuka goblok! “ sekali lagi Regenus berkata
“Apa katamu? Goblok? Tolol? Pecahkan kaca jendelanya!!”
“Memangnya kamu bisa ganti kaca jendela itu dari uang yang ada didalam sakumu itu? Orang tuamu belum tentu bisa membayarnya, itu jendela mahal...”
“Hentiikaannn!!” teriak sang ketua kelas, Mark Olden Lazy. Baru kali ini suaranya terdengar.
“Kalian jangan memperburuk keadaan... Line tolong hubungi petugas UKS, gunakan handphonemu..”
“Tapi... tapi.. aku gak tahu nomernya?” jawab Line dengan nada malu
“Siapa yang tahu nomer petugas UKS?” tanya Mark lantang pada seisi kelas.
Semua anak-anak menggeleng-geleng kepala. Mereka baru saja memulai tahun ajaran pertama di tahun pertama di sekolah tersebut jelas belum ada satupun anak yang mengetahui  hal semacam itu.
“Tidak perlu..”  geram Zorros,” aku bisa melakukan sesuatu untuk kalian semua”
Tanpa disangka kata-kata Zorros bagai penyulut api, semua anak putri bersorak-sorak kembali. Hampir saja mereka melupakan Zorros.  Anak laki-laki di kelas itu Cuma bengong. Makhluk apa yang merasuki Zorros.
Zorros mendekati Pak Res lebih dekat lagi. Zorros anak yang kuat dari Nevada, matanya yang cekung menatap mata Pak Res, kemudian beralih ke ujung kepalanya hingga turun ke ujung kakinya. Mungkin ia sedang mengukur tinggi badan Pak Res. Pak Res bertubuh jangkung kurus dengan kacamata bulat di atas hidungnya yang bengkok. Alisnya tebal panjang dan tangan-tangan itu, Jari jemarinya yang panjang-panjang itu selalu siap sedia kapan saja bila ada kesempatan untuk menampar, mencubit, menjambak, menarik dan menggoyang-goyangkan anak-anak yang kedapatan didepan matanya melakuakan tindak ‘kenakalan’.  Zorros sebenarnya takut pada Pak Res, di tahun pertamanya itu ia sudah mendapatkan banyak hadiah cubitan paling menyakitkan yang belum pernah ia terima di sekolah manapun sebelumnya. Namun, keberaniannya kala itu membuatnya tak gentar, mengalahkan ketakutannya.
Zorros mulai meremas-remas jari jarinya. Lalu ia meletakan kedua tangannya pada pinggang Pak Res. Zorros akan mengangkat Pak Res dan memindahkannya ketempat yang lebih baik. Zorros berpikir tak mungkin ia akan menggotong Pak Res hingga ruang UKS, satu-satunya jalan hanya menggesernya saja lalu ia pergi ke ruang UKS untuk meminta bantuan.
“Hgrr..”mulutnya mengeram. Walaupun Zorros keliatannya kuat rupanya ia masih belum terlalu kuat untuk mengangkat tubuh Pak Res yang kurus itu. Namun, Zorros berhasil memindahkan sedikit tubuh Pak Res.
“Horree..” semua anak-anak di kelas bertepuk tangan dan berteriak-teriak
Zorros tersengal-sengal, aneh sekali tubuh Pak Res ini, kenapa begitu berat seperti mengangkat besi berton-ton, pikir Zorros. Ia melihat tidak mungkin baginya untuk keluar karena badannya terlalu besar untuk melewatinya, tapi kemudian muncul ide yang membuatnya tersenyum.
Zorros kemudian berbicara pada seisi kelas setelah ia bisa menarik nafas normal.
“Baik... halangan mencari bantuan sudah beres. Walaupun tidak sepenuhnya dapat kuatasi. Tapi jalan keluar sudah dapat mengeluarkan seorang anak yang ramping, karena jalannya kecil ini.. jadi siapa yang mau keluar meminta bantuan?” ujar Zorros.
“Keluar melewati Pak Res?” tanya Regenus
“Yeah!!”jawab Zorros tegas
“Melewati seorang guru yang berdiri dipintu itu tidak sopan...” kata Syahab
“Ini tak ada hubungannya dengan kesopanan Syahab...ini situasi yan genting, semuanya bisa berubah... ayoolah siapa yang mau... bagaimana kalau aku kasih hadiah?”
“Bagaimana dengan ciumanmu.”kata Lili genit.
“oooh.. oke baiklah satu ciuman dariku..”seru Zorros, ia nampak senang bisa mencium seseorang.
“Woouuww...”anak anak putri merasa tertarik. Siapa yang tidak mau dicium oleh seorang pahlawan.
“Tunggu!!,” sergah Syahab, ia nampak gerah,” ciuman bukan muhrim dilarang keras dalam agama!!”
“Bagaimana kalau dijadikan pacar saja..”tawar Lili lagi
“Ciuman aja gak boleh, apalagi pacaran!!!..”Syahab melotot, hampir saja bola matanya keluar.
“Sudah-sudah..yang penting siapa yang mau, nanti hadiahnya bisa belakangan..” putus Mark sang ketua kelas menengahi.
“Yea... siapa yang mau melewati Pak Res silahkan acungkan jari..” seru Zorros
Tanpa disangka Lili tunjuk tangan terlebih dahulu disusul oleh lusinan anak-anak yang lain, semua perempuan.
“Gimana sih ko perempuan semua, laki-lakinya gak ada, kamu aja Vicky acungkan jarimu, kau kan kurus pasti menang...”ujar Lodan
“Huuss enak aja ... kamu aja kalo gitu..”ketus Vicky
Akhirnya Lusinan anak perempuan itu diseleksi oleh Zorros hingga hanya ada beberapa kandidat saja yang tersisa.
Zorros menyeleks semua anak perempuan itu, berdasarkan ukuran tubuhnya.
“Lili sayang sekali kau terlalu besar untuk melewati pintu itu jadi kau tidak bisa terpilih, sayang sekali...”kata Zorros dengan wajah dibuat seakan menyesali keputusannya mengeliminasi Lili
Terdengar nada memelas dari Lili
“singkirkan sekali lagi aku pasti bisa...”kata Lili dengan pandangan mengiba
“Tidak, Maaf..aku tak mau angkat lagi...”
Zorros memindahkan pandangannya kepada Hanna dan Eni. Matanya menatap wajah cantik Hanna dan pandangan Zorros lekat pada anak itu.
“Aku pilih Hanna...” kata Zorros tanpa pikir-pikir lagi. Anak-anak laki-laki yang lain sudah pada menduganya seakan mereka tahu kemana larinya pikiran Zorros.
“Loh aku kenapa tidak terpilih, bukankah aku lebih kecil dari Hanna..”protes Eni
“Tapi kau tidak seramping Hanna,”balas Zorros.
  Semua anak jadi berpikir jangan-jangan sebenarnya Zorros cukup kuat mengangkat Pak Res hingga tidak menghalangi pintu kelas dan segera memanggil bantuan. Namun keadaan seperti ini  dimanfaatkan Zorros untuk mendapatkan simpati anak-anak perempuan.
“Sudahlah jangan ada lagi yang protes, ayoo Hanna pergilah ke UKS dan panggil bantuan kemari, bilang pada petugas kalau Pak Res terjatuh dan butuh segera pertolongan medis...”kata Zorros
“Baik..” jawab Hanna. Ia pun bangkit dan berjalan ke arah pintu. Setelah sampainya di pintu ia tertegun sejenak. Hanna telihat ragu untuk melewati Pak Res.
“Ayolah Hanna, tak akan terjadi apa-apa, Pak Res tak akan menggigitmu..”ujar Zorros.
Hanna pun mau tak mau harus segera melewati badan Pak Res. Ia pun melanjutkan langkah kakinya. Anak-anak merasa lega akhirnya situasi aneh ini akan segera berakhir. Pak Res akan dibawa dan mereka akan bergembira tanpanya. Namun, ada sesuatu yang tidak diharapkan terjadi. Belum sepenuhnya Hanna keluar. Ujung rambut ekor kudanya disambar cepat oleh tangan Pak Res. Ditariknya masuk kedalam kembali, diputar dibelitkan pada jari-jari tangannya dan terakhir diangkat keatas. Hanna menjerit, awalnya ia kaget ia ditarik kedalam masuk ke kelas kembali. Tapi dari keterkejutannya berubah cepat menjadi rasa sakit yang tak tertahankan dibagian ubun-ubun kepalanya. Ia dijambak keras oleh Pak Res. Hanna mendesah kesakitan, kedua tangannya berusaha menggapai tangan Pak Res yang menjambak rambutnya. Kini masala baru datang, Hanna terperangkap. Pak Res sendiri kemudian diam kembali seperti patung. Nampaknya Pak Res tidak akan membiarkan ada anak keluar dari kelas.
Anak-anak panik. Zorros berusaha menolong Hanna. Tapi jangkauan tangannya tak sampai untuk membuka kepalan tangan Pak Res. Ia terlalu tinggi untuk anak nevada ini.
“Cepat tolong Hanna, aku tak tega melihat kepalanya menjadi botak gara-gara dijambak seperti itu..”kata Leni ketakutan.
“Potong aja rambutnya...”seru Lili.
“Huss Lili, bukannya usulin cara yang bagus malah ngusulin ide gila. Kau tidak kasihan pada Hanna, bayangkan seandainya tadi kau yang dipilih pasti rambut keriwilmu ini yang bakal habis ditarik sama Pak Res.”kata teman sebangkunya,
“Ha ha betul juga siapa tahu rambutmu itu bisa tambah lurus, lebih lurus dari rambut Hanna... “ujar Eni cekikikan
Lili cemberut. Ia masih sakit hati pada Hanna karena Hanna telah menarik perhatian Zorros darinya.
“cepat sadarkan Pak Res, mungkin Pak Res lagi tidur berjalan, makanya dia tak sadar...”ujar Pio
“memangnya bisa begitu..???”
Anak-anak kalut tanpa tahu bagaiamna cara memecahkan permasalahan ini. Vicky memandang wajah Hanna yang meringis. Ini tidak bisa dibiarkan. Sudah saatnya dia beraksi. Tapi bagaimana caranya? Tiba-tiba ia teringat sesuatu yang ada disaku celananya. Benda bulat yang kecil seukuran handphone. Ia merogoh benda itu dan memencet tombol kecil. “Klik” benda itu menyala dan bergetar. Vicky kemudian bangkit berdiri dan menuju ke bangku paling belakang. Bagus perhatian anak-anak sedang tertuju pada Pak Res dan upaya zorros untuk menyelamatkan Hanna.  Ia bisa menjadi leluasa untuk bekerja dengan alat itu. Ia tidak mau ada anak-anak yang melihatnya, ia kemudian meletakan buku besar dalam kondisi berdiri agar bisa bersembunyi. Diambilnya benda itu. Ia memasukan beberapa digit angka. Kemudian “Klik”
Di lain tempat...
Charles melonjak kaget.. pahanya seakan bergetar.
“Ada apa dengan dirimu Darwin?”tanya Madam Pomfrey
“Tak apa-apa madam..” Charles bingung apa yang harus ia lakukan. Tapi alat itu bergetar beberapa kali. Ada sesuatu yang tidak beres. Ia berusaha menerka getaran itu. Ia memahami sandi morse. Dan getaran itu memang dibuat dengan sandi morse sebagai pesannya.
“Maaf madam..ehm bolehkah aku ijin keluar sebentar, ada sesuatu yang penting untuk aku lakukan sekarang..”kata charles.
Permintaan charles itu membangunkan anak-anak yang lain. Belum pernah ada anak yang berani memotong pelajaran madam Pomfrey dengan meminta ijin untuk keluar ruangan disaat madam pomfrey sedang memberi materi pelajaran.
“Urusan penting apa??,” madam pomfrey bertanya dengan nada tajam.
“Aku harus menelepon ibuku... ada sesuatu penting yang tidak bisa aku ceritakan.. tapi aku lupa menelepon dia tadi dan aku baru ingat sekarang.. aku tidak bisa membiarkan ini terlalu lama kalau aku tidak melakukannya sekarang..”
Anak-anak yang lain merasa tidak mengerti apa yang charles bicarakan. Tapi mdam ponfrey sepertinya mengerti arah pembicaraan charles barusan.
Lama Madam Pomfrey tidak memberikan jawaban. Ia melihat dengan tatapan yang dalam ke arah charles. Ditatap demikian oleh madam pomfrey membuat charles keluar keringat panas dingin. Ia takut sekali. Apakah madam Pomfrey tahu  ia sedang berbohong?
“Aku mengerti kegelisahanmu, baiklah kau beruntung, aku akan membebaskanmu, pergilah...”
Charles bernafas lega. Anak-anak yang lain merasa aneh.
“Terimakasih madam...”
Charles kemudian berjalan ke luar kelasnya. Ia menuju ruang untuk menelpon.  Dilihatnya ruangan itu ramai, ia tidak bisa membuka “alat” itu di tengah keramaian tanpa menimbulkan masalah. Ia pun mencari sudut yang sepi untuk bisa membuka pesan panggilan itu.
Charles akhirnya menemukan tempat yang sepi di bawah tangga disebuah koridor yang jarang dilalui orang. Ia kemudian membuka alat itu. Dan seperti telepon ia menekan sebuah tombol dan mendekatkan alat itu ke bibirnya.
“Ada apa Vick?”bisik Charles geram
Charles tahu siapa yang tadi memanggilnya dari kode morse yang disampaikan lewat getaran tadi
“Lama sekali kau... baiklah aku maklum, nah sekarang datanglah ke kelasku ada sesuatu yang terjadi yang butuh pertolonganmu..”
“aku sendiri hampir aja ada masalah dengan madam pomfrey memangnya ada apa disana?”
“sudahlah dateng saja, dan siap-siap kau akan jadi pahlawan di kelasku?”
“pahlawan apa!!??”
“nanti kujelaskan..”
Charles segera menuju ruang kelas ridgen. Ia tidak ingin membuang banyak waktu. Sialan. Aku malu sekali. Ruang kelas Ridgen terkenal dengan anak-anak yang berkelas tinggi.
Charles melihat dari kejauhan ada seseorang yang sedang berdiri tegap dan tangannya itu astaga sedang menarik rambut seorang anak perempuan. Bukankah itu Pak Res. Charles berpikir keras. Kenapa Pak Res tampak aneh sekali. Charles perlahan mendekati kelas itu. Ia pun melihat Vicky sedang menempelkan wajahnya di kaca jendela. Charles pun segera mendekatinya. Jendela kelas tidak bisa dibuka tapi ada lubang-lubang kecil di bawah jendela yang memungkinkan suara bisa terdengar lewat situ.  
“Ada apa vicky? Kenapa Pak Res ada diluar pintu dan apa yang sedang ia lakukan?” tanya Charles.
Vicky pun menceritakan semuanya yang terjadi pada charles dengan cepat
“Hmm .. aneh sekali ini kenapa bisa begitu ya, ini benar-benar tidak normal...”komentar charles dengan wajah serius
“Aku manggil kamu bukan untuk memberi komentar cepat kamu ke UKS dan minta bantuan petugas yang ada disana..”
“Hey Bung, tolonglah kami... cepat pergi dan katakan kelas kami ada masalah besar.. kalau perlu panggil SWAT kemari.. Pak Resnal kayaknya sudah menjadi monster menakutkan, ...” ujar Zorros ikut nimbrung dalam percakapan itu, . Banyak anak-anak yang melihat charles. Ia dipandangi banyak anak-anak perempuan.  Charles merasa heran dengan pandangan yang tertuju padanya. Ia mengenal itu adalah pandangan menyelidik sekaligus penuh harap. Jadi ini yang dimaksud aku akan jadi pahlawan kelas Ridgen, pikir Charles.
Charles bergegas pergi ke ruang UKS, ia berlari agar mempersingkat waktu. Ruang UKS ada dilantai atas, ia harus naik tangga untuk mencapainya. Ruang UKS adalah area lorong yang luas dan banyak ruang kamar di kanan-kirinya namun ada sesuatu yang aneh, ia berpapasan tanpa sengaja dengan Pak Resnal. Ada satu pintu kamar yang kebetulan terbuka dan Charles melihatnya ketika melewatinya. Awalnya Charles sulit mempercayainya, tapi orang itu benar-benar Pak Res. Jika Pak Resnal ada disini lalu dikelas itu siapa?
“Ada masalah nak, kenapa kau melihatku seperti itu?”tiba-tiba Pak Res berbicara padanya.
“Ahhg” Charles bingung mau bilang apa.
“Ooh aku mengerti kamu sedang sakit ya? Kamu butuh pertolongan medis? Atau butuh ruang khusus untuk perawatan?” Pak Res menerka-nerka apa gerangan mau anak ini yang berdiri dan menatapnya dengan wajah yang dungu.
“Tidak Sir.. begini.. oo aa,, di ruang Ridgen...”
“Astaga...”Pak Resnal nampak kaget setelah charles mengucapkan kata “Ridgen”
“Aku lupa seharusnya aku pergi mengajar di kelas itu, menggantikan robot copy,” kata Pak Res mlirik alojinya.
“ sekarang jam ke III ya?
“Yea dan nampaknya ada sesuatu yang tidak beres dengan diri anda yang satunya lagi di ruang kelas Ridgen, dia berdiri mematung dan ...” Charles tidak melanjutkan kata-katanya karena Pak Res segera memotongnya.
Pak Resnal berkata pada Charles untuk merahasiakan ini dari semuanya. Pak Res menyadari kekeliruannya telah mengucapkan robot copy tapi ia tidak bisa mengelak karena ia sudah ketahuan oleh anak ini.
“Aku mengatakan ini khusus untukmu saja, dengan imbalan akhir tahun yang menyenangkan, sangat menyenangkan untukmu nak, sebenarnya yang kamu lihat itu robot copy buatan tim robotika sekolah ini. Tadinya digunakan untuk eksperimental saja. Tapi aku telah mencurinya, maksudku mencuri prototipe nya kemudia aku kembangkan sendiri sesuai dengan kemampuanku dan apa yang kuinginkan. Aku menjadikannya sebagai robot kembaranku yang sangat berguna bilaman ada urusan mendesak yang tidak bisa kuselesaikan tanpa mengganggu jam mengajarku, jadi begitulah ceritanya...”
“Mungkin ada sesuatu yang tidak beres dengan robot anda itu kenapa bisa demikian”
“Kukira batrenya pasti melemah karena aku lupa mengisinya tadi, tapi sensornya masih aktif dengan kuat..”ujar Pak Res,” begini saja, kau bawa ini, ini adalah senter yang bisa membuatnya menjadi mati dan kehilangan bobot beratnya, sehingga kau bisa membawanya ketempatku atau bawa dia ke gudang yang ada disamping ruang kelas Ridgen, nanti aku akan muncul menggantikannya,”
“Baiklah Sir..”
Charles kembali ke kelas ridgen, dilihatnya belum ada perubahan berarti pada robot copy itu. Kasihan Hanna ia harus menunggu lama untuk dapat dibebaskan. Charles menyalan senter itu dan mengarahkan sinarnya tepat kebagian tubuh robot yang sudah disebutkan oleh Pak Res. Tiba-tiba tangan robot itu turun ke bawah, Hanna lega akhirnya ia bisa turun dan bebas. Hanna disambut Zorros. Zorros hendak merangkulnya namun ia berlari dan menuju bangkunya. Nampaknya Hanna menangis kecil, ia shock atas kejadian itu. Hanna menyalahkan Zorros kenapa dia memilihnya tadi sehingga dia mengalami masalah.
“Kau mengatakan dia tidak akan menggigitku tapi buktinya dia bikin kepalaku sakit dan rambutku pada rontok, apa kau mau bertanggung jawab?”
“Baik aku akan bertanggung jawab dengan memberikanmu hadiah seperti yang aku janjikan...”
“Tidak sebaiknya lupakan!!!”teriak Hanna.
Teman-teman Hanna mendukung Hanna dan mengatakan pada Zorros untuk pergi dan jangan mendekati anak itu, ia sedang tidak enak.
“Loh mana Pak Res?” tanya Zorros ketika berbalik dan melihat Pak Res sudah tidak ada lagi di pintu kelas.
“Dia sudah dibawa oleh anak itu, temannya Vicky, dia hebat dia mampu membawa Pak Res pergi, anak itu cepat sekali...”
Zorros heran pasti ada sesuatu yang aneh yang sedang terjadi. Mana mungkin anak kecil itu mampu melakukan sesuatu yang  tidak mampu ia kerjakan.

Ketegangan anak-anak kelas ridgen telah berakhir. Suasana kembali stabil. Mark sang ketua kelas pergi memanggil wali kelas guna mengisi jam kosong. Leni Yolandus pergi ke ruang administrasi, dia adalah bendahara kelas ridgen. Di luar kelas nampak Madam Pomfrey lewat.
“Kalian pelajaran siapa sekarang!!??”tanya Madam Pomfrey dengan nada tajam. Kebetulan Zorros dan Nerus sedang ada diluar.
“Pelajaran...ehmm pelajaran siapa ya..?”Zorros memandang Nerus, sebaliknya Nerus juga memandang Zorros. Kedua anak ini paling malas melihat Jadwal Pelajaran.
“Jam kosong Madam...!”seru Mark ketua kelas,.
“Kalau begitu masuklah kalian yang ada diluar!! Jangan keluar-keluar mengerti kalian ini harusnya tahu aturan jangan diluar kelas diluar jam istirahat, mengerti!!”seru madam pomfrey dengan nada nyaring seperti terompet.
Zorros dan nerus ketakutan mendengarnya, lantas mulai masuk kedalam kelas. Madam pomfrey berlalu dan ... ia bertemu charles disalah satu sudut ruang.
“hei kau, kenapa kamu disini, seharusnya kau ada di ruang komunikasi, bukankah kamu mau menelepon ibumu itu?”
Charles bingung bagaimana harus menjelaskannya
“Aaaa...”
Tiba-tiba Pak Resnal muncul ...
“dia disini karena aku menyuruhnya, ada sesuatu urusan dan aku minta bantuannya...”
“oo bgitu...”Madam Pomfrey menatap dengan pandangan menyelidik ke arah mata Charles sebelum akhirnya dia pergi tanpa banyak bertanya
Charles takut jangan-jangan Madam Pomprey bisa mengetahui ketakutannya yang terjadi karena dia menyembunyikan sesuatu.  Namun, Charles merasa lega, setidaknya ia tidak kena marah Madam Pomfrey.
“Terima kasih Sir...” ucap Charles pada Pak Res
“Jangan bilang terimakasih, aku lah  yang harusnya bilang begitu, tanpa bantuanmu rahasiaku selama ini bisa terbongkar habis ,” Jawab Pak Res,” dan lebih baik hanya satu anak yang tahu daripada semuanya, semoga kamu bisa dipercaya, nak.”
“Ya, aku akan mengingatnya selalu untuk tidak mengataka kepada yang lainnya, lalu selanjutnya bagaimana?”
“Apa lagi? Sekarang kembalilah ke kelasmu?” kata Pak Resnal.
“Robot itu sudah aman, dan malahan kamu yang tidak akan aman kalau kamu terus ada disini, kembalilah ke kelas dan ingat sekali lagi jangan bilang pada siapapun tentang robot copy, mengerti?”
Charles menganggukan kepala dan ia berangkat kembali ke kelas dengan cepat. Charles merasa  Vicky telah menyeretnya ke dalam masalah ini. Disisi lain Charles jengkel, Vicky harus membayar mahal, ia harus menuntut vicky sesuatu yang mahal sebagai jasa untuk penyelesaian masalah ini karena telah membuatnya menjadi repot dan menemui masalah yang tidak ia inginkan terutama soal Madam Pomfrey. Tapi di sisi yang lain ia juga senang bisa mengetahui siapa sesungguhnya Pak Resnal  dan ia tahu ternyata robot copy itu ada dan digunakan dengan rahasia oleh seorang guru. Mungkinkah ada orang lagi yang memakai robot copy tanpa sepengetahuan orang lain, atau jangan-jangan Madam Pomrey juga memilikinya. Sifat madam pomfrey yang keras setali tiga uang dengan Pak Resnal. Kemungkinan Madam Pomprey memiliki robot copy juga besar mengingat Madam Pomfrey bersikap aneh dengan selalu menatap dalam ke mata seseorang seakan ingin menyelediki sesuatu. Charles paling takut kalau Madam Pomfrey sudah melakukan hal tersebut, dia sudah dua kali melihat pandangan itu, tapi kenapa tadi Madam Pomprey tidak melakukannya pada Pak Res. ?? Apa Madam Promfrey segan pada Pak Res?
Charles bingung sekali. Dia kembali ke kelas dengan kepala penuh pertanyaan. ..






Post a Comment for "F2: Rahasia Pak Resnal"